SEORANG wanita yang berprofesi sebagai teller atau kasir yang telah bekerja selama bertahun-tahun pada sebuah bank divonis oleh dokter menderita toxoplasma, dan kemudian melahirkan seorang anak yang cacat.Setelah dikaji secara mendalam diduga kuat kuman toxoplasma tersebut berpindah melalui uang kertas yang selama sekian waktu kontak fisik dengan wanita tersebut.Sebelumnya telah ditelusuri bahwa wanita tersebut tidak memiliki binatang peliharaan di rumahnya dan tidak pernah melakukan kontak fisik dengan hewan yang merupakan media penyebar kuman toxoplasma. Kasus ini, memang belum memiliki bukti ilmiah yang lengkap, bahwa selembar uang kertas dapat menularkan kuman toxoplasma dari satu orang ke orang lainnya. Namun cukuplah untuk membuat kita lebih waspada, bahwa kemungkinan kontaminasi bakteri dari satu orang ke orang lainnya dengan perantara uang kertas, sangat dimungkinkan sekali bila kita tidak berhati-hati menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh kita.Sebagaimana kita ketahui, bahwa kasir atau teller pada sebuah bank atau kantor adalah orang yang paling sering berinteraksi dengan uang, terutama uang kertas. Selain mereka tentu saja masih banyak individu-individu lain yang berinteraksi dengan uang kertas
, seperti pedagang, ibu-ibu rumah tangga, anak-anak sekolah yang diberi uang saku oleh orangtuanya dan sebagainya. Singkat kata, karena uang adalah alat pembayaran dalam transaksi ekonomi dan perdagangan, maka ribuan bahkan jutaan orang dipastikan akan berinteraksi secara fisik dengan uang kertas setiap harinya.
, seperti pedagang, ibu-ibu rumah tangga, anak-anak sekolah yang diberi uang saku oleh orangtuanya dan sebagainya. Singkat kata, karena uang adalah alat pembayaran dalam transaksi ekonomi dan perdagangan, maka ribuan bahkan jutaan orang dipastikan akan berinteraksi secara fisik dengan uang kertas setiap harinya.
Bakteri dapat hidup dan berpindah tempat dengan mudah di sekitar kita. Perpindahan tersebut dapat melalui berbagai media, tak terkecuali melalui uang kertas. Salah satu jenis bakteri atau kuman yang terdapat pada uang adalah kuman penyebab infeksi seperti Staphylococcus yang menimbulkan radang tenggorokan dan radang paru-paru. Untuk membuktikan apakah benar pada uang kertas terdapat bakteri patogen, maka seorang mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surakarta telah melakukan penelitian terhadap uang kertas lembaran seribu rupiah pada tahun 2007 yang lalu. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa memang benar terdapat bakteri pada uang kertas seribu rupiah yang beredar di pasar Kleco Surakarta. Bakteri tersebut adalah bakteri E. coli yang berwarna hijau metalik dan biru kehitaman. Selain uang kertas, uang koin atau uang logam juga bisa menjadi alat penyebar kuman, tapi jumlahnya tidak sebanyak pada uang kertas. Uang kertas merupakan media terbaik bagi kuman untuk berpindah (transfer) dari satu orang ke orang lain. Uang merupakan salah satu barang yang sangat kotor dan dipenuhi oleh berbagai jenis bakteri serta serangga mikroskopis. Dr Darlington dari the Health Commissioner of New York menemukan sekitar 135. 000 bakteri pada uang terutama uang kertas. Uang kertas dapat berperan sebagai fomit yang berpotensi sebagai media penyebab dan penular suatu penyakit pada manusia jika mereka tidak berhati-hati dalam berinteraksi dan berhubungan dengannya. Fomit adalah semua benda mati yang berhubungan dengan manusia ataupun hewan penderita penyakit dan berpotensi mengandung bibit penyakit sehingga dapat menularkan penyakit kepada makhluk lainnya. Uang kertas dapat terkontaminasi dari udara bebas yang kotor, tangan-tangan kotor manusia yang memegangnya atau dari tempat-tempat penyimpanan uang yang tidak steril. Oleh karena itu sangat dimungkinkan sekali jika permukaan uang kertas dapat menjadi media penular penyakit dan mikroorganisme patogen dari penderita yang akhirnya dapat menginfeksi orang yang sehat. Orang yang sudah tua atau sedang sakit dan memiliki sistem kekebalan tubuh yang menurun, harus berhati-hati saat kontak fisik dengan uang. Karena orang-orang ini lebih rentan terkena infeksi oleh berbagai jenis kuman penyebab penyakit.
Selain itu anak-anak balita yang daya tahan tubuhnya belum sempurna seperti orang dewasa harus dijauhkan dan dilarang kontak fisik dalam waktu yang lama dengan uang kertas, terutama uang kertas yang lusuh. Ada pula sebuah studi yang dilaksanakan oleh Universitas Wegenigen Belanda bekerja sama dengan sepuluh universitas dan lembaga penelitian di Australia, dan beberapa negara lain seperti Inggris dan Amerika Serikat. Mereka telah meneliti 1.280 lembar uang kertas yang dikumpulkan pada berbagai gerai makanan. Mata uang yang diteliti meliputi antara lain dollar, euro, pound Inggris, yuan China dan peso Meksiko. Sebagai hasilnya, diketahui bahwa usia uang kertas mempengaruhi derajat kontaminasi uang kertas. Semakin tua dan keriput uang kertas, semakin mudah kotoran dan bakteri menempel. Bahan baku uang juga berperan penting. Para peneliti menemukan bahwa uang kertas yang terbuat dari substrat polimer, seperti Euro, hanya memiliki seperempat jumlah bakteri dibandingkan dengan yang berbasis kapas. Sebagai catatan, kebanyakan negara masih menggunakan bahan uang kertas berbasis kapas.
Selain itu, para peneliti menemukan korelasi kuat antara jumlah bakteri per sentimeter persegi pada uang kertas dengan beberapa indikator kekayaan ekonomi sebuah negara. Negara yang memiliki skor lebih rendah dalam "indeks kebebasan ekonomi" memiliki lebih banyak bakteri yang ditemukan dalam uang kertasnya. Dalam ‘indeks kebebasan ekonomi tersebut terdapat indeks kebebasan berusaha, kebebasan perdagangan, kebebasan moneter, kebebasan fiskal, bebas dari campur tangan pemerintah terlalu banyak, dan tingkat korupsi yang rendah. Negara berskor rendah pada indeks ini memiliki uang kertas yang lebih terkontaminasi daripada negara-negara dengan skor lebih tinggi. Para peneliti menemukan bahwa kebanyakan uang kertas tidak memiliki bakteri patogen dalam jumlah mengkhawatirkan. Namun untuk memastikan kesehatan pangan, mereka merekomendasikan tempat penyiapan makanan terpisah dengan tempat pengumpulan dan penukaran uang, oleh orang yang berbeda. Bila tidak memungkinkan, mereka menyarankan penyiapan makanan dengan satu tangan, dan memegang uang dengan tangan lainnya. Uang kertas yang kumal dan lusuh serta lembab ternyata lebih banyak mengandung bakteri dibanding uang kertas yang masih baru. Jika menemukan uang kertas yang seperti itu hindari kontak fisik dengan uang tersebut dalam waktu yang lama. Uang kertas yang lusuh dengan uang kertas yang baru sebaiknya dipisahkan dalam tempat atau dompet yang berbeda, dan usahakan untuk selalu mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir atau cairan pembersih tangan setiap kali habis memegang uang, terutama saat hendak mengkonsumsi makanan dan minuman.
0 komentar:
Posting Komentar